Rapat Koordinasi Antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dengan DPD Aprindo Bali mengenai Pemenuhan Uang Pecahan kecil di sektor ritel, Kamis 20 Februari 2020.
Hadir dalam tersebut dari BI Bp. Agus Sistyo (Deputi Direktur), Zainur Arifin (Kepala Divisi Pengedalian Rupiah) dan Bp Gerhard (Divisi Penukaran Rupiah).
Kemudian dari Aprindo Bali dihadiri oleh I Gede Landep (Sekretaris DPD), Budiman Sinaga (Korbid Toko Swalayan dan Pusat Perbelanjaan ). DPD Aprindo Bali juga mengajak beberapa rekan retailer di Bali seperti Ayunadi, Tiara Dewata, Dapurku, Pradnya Mart, Indomaret, Hypermart, Matahari Kuta Square, Matahari Lippo Mall, dan Matahari Duta Plaza.
Gede Landep ( Sekretaris DPD Aprindo Bali) menyampaikan sejumlah problem yang dihadapi oleh para retailer yang salah satunya adalah terbatasnya uang pecahan kecil dalam rangka optimalisasi pelayanan terhadap masyarakat. Harapannya BI provinsi Bali dapat membantu kebutuhan para retailer akan kebutuhan uang pecahan kecil terutama retailer – retailer yang kecil yang tidak / belum ada kerjasama dengan bank. Lebih lanjut Landep menyampaikan bahwa meskipun saat ini para retailer sudah menyediakan infrastruktur pembayaran digital, rupanya masyatakat masih senang berbelanja dengan uang cash dimana rata – rata perbandinganya 70 % masih menggunakan uang cash dan hanya 30 % saja yang mulai beralih ke pembayaran digital / non tunai.
Agus Sistyo (Deputi Direktur) menyampaikan bahwa fenomena uang kecil khususnya uang logam sangat menarik. Sebab dari tahun ke tahun tiap bulan BI selalu mengeluarkan uang logam namun yang kembali hanya 1 persen saja. Diduga uang logam tersebut mengendap di masyarakat dalam bentuk celengan. Untuk itu kedepan BI berencana untuk membuat suatu program yang bertujuan untuk menggairahkan minat masyarakat untuk menukarkan uang logam dalam celengan agar tidak terlalu banyak uang yang mengendap diluar. Jika ini berhasil maka para retailer tidak perlu lagi ke bank bank untuk menukar uang logam sebab masyarakat disekitar banyak memiliki uang logam. Tidak hanya program penukaran, sosialisasi gerakan non tunai juga akan massif diedukasi ke masyarakat sebab eranya sekaran ini adalah era digital jadi sudah tidak jaman lagi masyarakat menyimpan uang dicelengan, tetapi simpan dalam celengan digital.