Kebijakan HET Mulai Berlaku di Ritel Modern

0
794

KEBIJAKAN harga eceran ter­tinggi (HET) mulai diterapkan di sejumlah ritel modern di DKI Jakarta, khususnya untuk komoditas gula pasir, minyak goreng, dan daging sapi.

Itu terungkap dalam tinjauan langsung Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, kemarin. Diharapkan, dengan komitmen dari peritel besar, harga di tingkat pedagang tradisional juga akan menurun dan sama dengan HET.

“Kalau harga di pasar ritel modern sudah seperti yang kita harapkan, di pasar semua akan turun, termasuk pasar tradisional. Dalam hal ini pedagang dijamin tidak akan merugi, hanya untungnya berkurang,” jelas Enggartiasto saat ditemui di sebuah ritel modern di Jakarta, kemarin.

Kementerian Perdagangan sebelumnya telah memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan distributor gula, minyak goreng, dan daging pada 4 April 2017.

Dalam kerja sama tersebut disepakati bahwa harga eceran tertinggi untuk gula pasir ialah Rp12.500 per kilogram, mi­nyak goreng kemasan sederhana Rp11 ribu per liter, dan daging beku dengan harga maksimal Rp80 ribu per kilogram.

Mendag juga menyatakan stok untuk tiga komoditas tersebut masih cukup. “Untuk gula di Bulog ada 460 ribu ton. Total stok gula aman hingga Juli, sedangkan mulai Juni sudah musim giling sehingga pasti stoknya aman,” terang Enggartiasto.

Ia memastikan pemerintah akan mengambil langkah tegas jika ditemukan adanya spekulan dan penimbun barang kebutuhan pokok. Pihaknya tidak ragu untuk menggelontorkan stok guna menurunkan harga.

Enggar juga menekankan pentingnya para distributor, subdistributor, dan pedagang bahan pokok untuk mendaftarkan usaha mereka agar tidak mendapatkan status ilegal sehingga tidak diperkenankan berjualan kebutuhan pokok.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Aprindo, Roy Mandey, menegaskan para peritel tidak merugi dengan adanya kebijakan HET.

“Penurunannya hanya di bawah 5%. Ini se­suatu yang masih bisa ditoleransi. Selama pasokan lancar, kami siap untuk terus menjalankan program,” jelas Roy.

Corporate Communication GM Transmart Carrefour, Satria Hamid, membenarkan terjadinya lonjakan penjualan rata-rata 20% untuk tiga komoditas tersebut.

“Semoga dengan penurunan harga ini akan terjadi lonjakan permintaan dari masyarakat atau turnover konsumen yang membeli produk,” pungkas Satria.

Terkait dengan harga, Kemendag saat ini memang tengah berupaya mengantisipasi adanya lonjakan permintaan barang kebutuhan pokok khususnya menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Sejumlah pejabat Kemendag diturunkan untuk memantau langsung kondisi di berbagai wilayah.

Inspektur Jenderal Kemendag Srie Agustina, misalnya, kemarin memantau harga kebutuhan pokok di Palembang, Sumatra Selatan. “Secara umum, harga sembako dan daging-dagingan saat ini masih terbilang stabil. Tidak terlihat adanya kenaikan,” ujar Srie.

Gula putih dijual di Palembang dengan harga Rp12.500 per kilogram di tingkat eceran, beras dijual mulai harga Rp10 ribu per kilogram, minyak goreng Rp12 ribu per liter, daging sapi Rp120 ribu-Rp130 ribu per kilogram, dan cabai merah Rp28 ribu per kilogram.

Dalam peninjauan di Bangka, Kasan Muhri sebagai Kepala Badan Pengkaji­an dan Pengembangan Perdagangan Kemendag melihat stok dan harga cukup aman. Meskipun demikian, pemerintah daerah perlu menambah populasi khususnya untuk daging sapi.

“Harga daging Rp110 ribu per kilogram sudah stabil. Sisi pasokan tidak ada masalah karena datang dari Lampung. Namun, ada baiknya meningkatkan jumlah populasi sapi, bukan hanya menambah suplai,” kata Kasan.

Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menyatakan stok sembako di wilayahnya masih aman. Akan tetapi, diakui Irwan, harga sembako cenderung masih tinggi.

“Itu sudah kerja rutin, menyiapkan stok untuk komoditas yang harganya biasa naik, seperti gula, tepung, daging, dan cabai,” ujar Irwan di Padang, kemarin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here