Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan kebocoran data nasabah tidak terjadi karena gesek ganda pada mesin kasir.
Ketua umum Asprindo Roy Mandey penjualan data nasabah bisa terjadi karena aktivitas sales kartu kredit yang bertugas mengumpulkan data calon nasabah. Hal tersebut berpotensi bocor karena diperjual belikan.
“Bisa dari sales kartu kredit ya lalu mereka menjual ke teman-temannya, itu yang diawasi jauh lebih penting daripada gesek ganda ini,” ujar Roy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Menurut dia, banyak orang yang salah mengartikan kegiatan gesek ganda ini sehingga masyarakat urung melakukan transaksi akibat aturan tersebut.
“Jadi banyak yang bilang tidak usah belanja di ritel modern saja. Padahal ritel adalah salah satu pendukung tumbuhnya produk domestik bruto,” ujar dia.
Jadi menurut Roy, Bank Indonesia (BI) juga harus sosialisasi terkait penggunaan personal identity number (PIN) pada kartu kredit.
“Jadi BI harus mengimbau kartu kredit juga harus pakai PIN karena jelas lebih aman,” ujar dia.