UMKM, Insan Ritel dan Perwira Bukittinggi Antusias Ikuti Sosialisasi Pasar Modal Bersama Perwakilan BEI Sumbar dan APRINDO Sumbar

0
1369

Kantor Wilayah Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Barat bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Sumatera Barat menggelar Sosialisasi Pasar Modal dan buka bersama dengan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), insan ritel Bukittinggi dan Agam, serta Perkumpulan Perempuan Wirausaha (Perwira) Bukittinggi, di Matur Room Grand Rocky Hotel, Bukittinggi, Senin 25 April 2022.

Puluhan pelaku UMKM dan insan ritel yang ada di Kota Bukittinggi dan Agam ini terlihat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi pasar modal yang baru pertama kali dilaksanakan Kantor Perwakilan BEI Sumbar dan Aprindo Sumbar di tahun 2022 ini.

Dalam kesempatan itu, Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumatera Barat, Early Saputra mengatakan, agenda ini merupakan salah satu edukasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan ketertarikan masyarakat terhadap pasar modal, sehingga jumlah investor di Indonesia dapat meningkat dan iklim investasi menjadi lebih baik untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, ujarnya.

Selain itu, menurut Early Saputra dalam sosialisasi pasar modal ini secara berkelanjutannya tidak terlepas dari kehadiran galeri investasi di Provinsi Sumatera Barat sebagai upaya BEI memudahkan masyarakat mengakses informasi pasar modal serta memudahkan akses investasi bursa saham.

“Kehadiran galeri investasi adalah bagian dari sosialisasi pasar modal kepada masyarakat sekaligus upaya menarik minat masyarakat berinvestasi agar investor di lantai bursa efek meningkat,” kata Kepala BEI Perwakilan Sumatera Barat itu.

Early Saputra juga menuturkan, Pemanfaatan media sosial sangat penting dan efektif untuk program sosialisasi pasar modal terutama di daerah, imbuhnya.

Hal senada juga dikatakan Ketua APRINDO Sumbar, Rinaldi SSi, MM, bahwa calon investor dan investor muda pada saat ini sangat familiar dengan media sosial.

“Para calon investor dan juga investor muda di Tanah Air dekat sekali dengan hal-hal yang terkait dengan media sosial, sehingga pemanfaatan media sosial menjadi sangat penting sebagai instrumen sosialisasi,” sebutnya.

Dikatakan juga oleh Rinaldi, dengan sosialisasi yang masif dan berkala, maka diharapkan akan makin meningkatkan minat masyarakat untuk menjadi investor.

“Sosialisasi yang berkesinambungan dan masif tentu saja sangat berpengaruh positif, karena dengan kegiatan sosialisasi akan memberikan pengetahuan pasar modal dan meningkatkan minat untuk menjadi investor,” terangnya.

Dikatakan juga oleh Rinaldi  selain lewat media sosial, sosialisasi juga dapat dilakukan lewat komunitas-komunitas yang telah dibuat oleh pelaku UMKM.

“Kendati demikian pada masa pandemi seperti sekarang sosialisasi lewat media sosial tentu lebih efektif dan efisien, juga dapat menjangkau banyak kalangan. Ini momentum yang baik untuk meningkatkan sosialisasi dan literasi keuangan terutama pasar modal, apalagi sebagian investor di Indonesia adalah anak muda milenial,” imbuhnya.

Pasar modal pada saat ini menjadi pilihan investasi terbaik untuk kalangan UMKM, tukuknya.

“Selain itu pelaku UMKM menjadi salah satu segmen kalangan investor ritel, dengan edukasi dan literasi dari lapangan langsung,” katanya.

Sosialisasi yang selama ini dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan pihak kampus dan tentunya perusahaan-perusahaan sekuritas melalui Galeri Investasi. Sementara itu, di jaringan pengusaha ritel, juga telah intens dilakukan meskipun melalui daring, menurut saya sosialisasi dengan cara ini sudah cukup masif, tambahnya.

Salah seorang Tokoh UMKM Sumbar yang hadir dalam kegiatan itu, Bahrial (54) juga mengatakan setelah kegiatan sosialisasi pasar modal ini kita ikuti, kami berharap rekan -rekan pelaku UMKM Bukittinggi semakin memahami persaingan global yang terjadi saat ini. Kita mesti berhubungan dengan teknologi informasi dan media sosial karena ini sebuah keniscayaan, agar peningkatan yang diharapkan melalui sosialisasi ini, bisa diwujudkan untuk meningkatkan omset dari pelaku UMKM khususnya di Bukittinggi dan sekitarnya, ujarnya.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Perempuan Wirausaha (Perwira) Bukittinggi, Tuty Suryani Sofyan dalam kesempatan itu juga mengatakan, keterlibatan investor perempuan di pasar modal saat ini secara nasional sudah mencapai 38 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga mempunyai keterampilan dalam mengelola keuangan, termasuk dalam berinvestasi, ujarnya.

Di sisi lain, menurut Tuty, pemerintah  juga akan menciptakan penguatan kapasitas untuk pemberdayaan perempuan. Untuk itu dirinya sangat mendukung adanya kegiatan sosialisasi pasar modal yang dilakasanakan oleh BEI Sumbar dan Aprindo Sumbar ini, pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here